Terseok-seok, Kopi Bubuk Biji Salak Tetap Eksis?
BJNews.com, Bengkulu – Meski telah dirintis sejak 2012 silam, namun nyatanya usaha Kopi Biji Salak milik Yusniati di Bengkulu Tengah, masih kembang kempis.
Bahkan, masih jauh dikenal publik.
Kendati demikian, usaha bubuk kopi ini terus mencoba bertahan meski dengan produksinya yang kian sedikit.
“Ya karena karena tidak ada penerus, kalau anak anak masih berproses, belum mau. Di tambah ga ada yang mengantar ke pasar untuk berjualan,” keluh Yusniati pada Rabu (28/1).
Berada di Desa Harapan kecamatan Pondok Kelapa, Yusniati meracik biji salak kering yang selanjutnya disangrai menjadi bubuk kopi yang bernilai ekonomi.
Dalam kemasan 150 gram, ia jual seharga Rp 15 ribu.
Biasanya, bubuk kopi ia dijual langsung di pasar, selebihnya ia jajakan di depan rumah.
Soal biji salak, ia diperoleh dari kebun di belakang rumah, dimana di kebun itu ia menjual langsung buah salak.
Kini, kopi bubuk biji salak bersaing dengan kopi modern meski harus terseok seok dibayangi regenerasi yang hampir putus.