Waduh! Bengkulu Tengah Tak Terima Bantuan Abrasi Tahun Ini?
BJNews.com – Dilansir rri.co.id Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII mengalokasikan anggaran penanganan abrasi di provinsi Bengkulu sebesar Rp 65,5 miliar.
Bantuan ini terbagi untuk 2 kabupaten yakni Kaur sebesar Rp 42,5 miliar, dan Bengkulu Utara, Rp 23 miliar.
“Diharapkan risiko abrasi di wilayah pesisir laut di Provinsi Bengkulu dapat berkurang secara signifikan,” jelas Medya Ramadhan, Kepala BWSS VII, Jumat (10/1).
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Andy Suhary merespon suntikan dana tersebut dengan mengatakan langkah tersebut diharapkan akan melindungi kawasan pesisir pesisir dari ancaman abrasi sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi sekitar kawasan.
“Alokasi dana ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi, sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir di Bengkulu,” katanya.
Dia melanjutkan, DPRD Provinsi Bengkulu akan terus memperjuangkan kepentingan masyarakat yang tak terbatas tingkat daerah namun hingga pemerintah pusat.
“Kita akan terus memperjuangkan kepentingan masyarakat, bila perlu tidak hanya di daerah namun hingga ke tingkat pusat. Mengingat anggaran yang terbatas, diperlukan koordinasi antara balai, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan DPRD, dan DPRD Pusat sehingga pembangunan yang dilakukan benar-benar sesuai harapan masyarakat,” sambungnya.
Terkait hal ini, Kepala Pelaksana BPBD Bengkulu Tengah, Harmen Junaidi, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Edo Andri Saputra menjelaskan belum dapat menerangkan hal tersebut.
“No komen (dulu), saya belum tahu persoalan itu,” singkatnya, Selasa (14/1).
Bengkulu Tengah sendiri setidaknya dalam 2 tahun terakhir menghadapi ancaman abrasi pantai di antaranya kawasan pantai Pekik Nyaring yang telah merobohkan 1 unit bangunan pelestari penyu, serta pemukiman warga yang tinggal di sekitar area pantai.
Pengelola konservasi penyu berharap mendapat penanganan segera atas persoalan tersebut, terutama pembangunan penahan ombak permanen di bibir pantai guna mengatasi persoalan abrasi.
“Kami berharap pemerintah segera membangun penahan ombak permanen, agar abrasi tidak terjadi lagi dan bangunan konservasi ini dpat diselamatkan. Selama ini hanya ditambal menggunakan geoblog, dan juga ban bekas,” kata Zulkarnaedi, pengelola konservasi penyu Alun Utara.